dakwatuna.com - Sahabat, ada yang pernah mendengar kata
“galau”? Seringkali kita mendengar kata galau di lingkungan kita, coba sahabat
ingat-ingat. Atau sahabat sekarang bisa buka Facebook, kemungkinan kata galau
akan muncul menghiasi beranda Facebook kita. Siapa yang mempopulerkan kata ini,
saya kurang tahu. Tetapi hampir semua kalangan rasa-rasanya pernah menggunakan
kata ini, paling tidak akhir-akhir ini.
Selanjutnya saya ingin bertanya kepada
sahabat, adakah di antara sahabat yang sering merasa galau? Sepertinya tak usah
bertanya pun saya tahu bahwa sahabat semua pernah merasakannya, bahkan sampai
mengungkapkan kegalauannya di status Facebook, entah langsung memamerkan kata
galau atau dengan kalimat yang menyatakan kegalauan sahabat.
Memang sebenarnya arti kata galau itu
apa ya? Saya mengajak sahabat memahami kata ini dengan melihat kisah
orang-orang yang katanya galau yang pernah saya temukan.
Ada seorang mahasiswa terlihat sedang
duduk di lobi kampus, tak jelas sedang apa, kerjanya garuk-garuk kepala, kelihatannya
ia sedang menunggu jam kuliah kedua. Kadang ia duduk lalu berdiri kemudian
duduk lagi. Atau ia mondar-mandir ke ruang kuliah dan balik lagi ke lobi.
Sesaat saya mendengar salah seorang temannya bertanya, “Kenapa sih loe?” si
mahasiswa pun menjawab, “Galau gw.”
Di lain waktu saya mengamati dari
kejauhan seorang wanita melamun saja di taman, dari pagi sampai dzuhur saya
lihat dia masih diam sendirian, ketika ia pergi, saya pun menyambangi tempat
duduknya dan melihat secarik kertas yang sudah penuh coretan wanita tadi,
terseliplah di situ kata galau.
Setelah mahasiswa dan seorang wanita,
ternyata saya kembali melihat hal yang menarik dan membuat saya semakin
penasaran dengan kata galau. Saat mengadakan rapat organisasi, masing-masing
peserta rapat harus memberikan usul dan pendapat, namun ketika salah seorang
teman saya diberi kesempatan akan hal itu, ia menolak bicara dan diam seribu
bahasa, hanya satu kalimat yang ia katakan, “Maaf saya lagi galau,” Seketika
itu juga seluruh peserta rapat ingin mengetahui apa gerangan yang menyebabkan
hal itu terjadi. Akhirnya ia pun menjelaskan masalah yang sedang ia hadapi. Ia
bingung harus bagaimana menceritakan kepada orang tuanya tentang nilai ujian
semesternya yang terbilang rendah.
Sahabat, dari tiga peristiwa tadi kita
dapat menyimpulkan makna galau yang beken di masyarakat. Galau bermakna
perasaan yang tidak jelas, kebingungan, putus asa, atau tidak mood. Tetapi apa
benar itu maknanya? Ketika saya googling, ternyata makna galau lebih mengarah
kepada suatu perasaan yang tidak jelas dikarenakan oleh orang lain.
Namun ternyata di masyarakat kata galau
sering digunakan pada perasaan-perasaan negatif, seperti tidak mood, putus asa,
bingung, bimbang, dan banyak lagi.
Terlepas dari semua pemaknaan tentang
kata galau dan terlepas dari bagaimana sahabat semua mendefinisikan kata galau,
intinya galau menyatakan perasaan negatif terjadi pada diri sahabat. Iya
negatif thinking sedang menyelimuti seluruh tubuh sahabat.
Sahabat, mari mengubah pandangan hidup
kita terhadap suatu kejadian yang menimpa kita, terlebih kejadian yang tidak
mengenakkan. Saya yakin sahabat pernah mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan
dalam hidup ini bahkan efek dari kejadian tersebut membuat sahabat putus asa,
lebih jauh lagi banyak sahabat kita yang meninggalkan Sang Pencipta karena
berpikir bahwa ia tidak mendapatkan keadilan hidup di bumi ini.
Benarkah seperti itu? Jawabannya tidak.
GALAU, God Always Listening Always Understanding.
Be positif thinking friends…. Allah
mengetahui apa yang hambanya butuhkan, cobalah ingat apa yang pernah kita
inginkan dulu. Cobalah ingat apa yang pernah kita minta dalam doa, tak
pernahkah terkabul?
Ayo buang prasangka negatif dalam diri
kita, bagaimanapun keadaan kita. Karena perasaan negatiflah yang membawa lesunya
tubuh kita untuk bergerak, malasnya otak kita berpikir, sampai putus asa tak
mencari ide, atau bisa-bisa bunuh diri. Lihatlah orang-orang yang menyatakan
dirinya galau, mereka lesu, tak semangat, tak jelas apa yang dikerjakan.
Sebegitu tak produktif dan hanya membuang waktu.
Sekarang cobalah memaknai galau dalam
bingkai positif thinking, God Always Listening Always Understanding. Saya yakin
sahabat akan bersemangat menjalani hidup ini, sahabat akan menjadi manusia luar
biasa yang tak pernah putus asa walaupun dalam keadaan susah, walaupun dalam
keadaan terjepit. Entah karena ekonomi sulit atau permasalahan lainnya. Dan
yang terpenting sahabat akan menjadi lebih dekat dengan Allah karena sahabat
berprasangka baik terhadap-Nya.
Seperti sebuah kisah seorang tukang
ojek yang mampu menyekolahkan anaknya sampai menjadi Sarjana. Ia membeberkan
rahasianya, kenapa ia bisa seperti itu. Jawabannya, “Biasa aja mas, saya hanya
ngojek tiap hari dan berapa pun penghasilannya saya selalu bersyukur karena
masih dapat uang. Malam hari saya berdoa agar besok diberi rezeki, seperti itu
setiap hari. Dan ketika saya memang sedang butuh uang, pasti tarikan banyak
mas, tapi ketika kebutuhan biasa saja, ya tarikan ga rame juga, emang Allah
maha tau.”
Semua telah ada yang mengatur, tak
perlu lagi kesedihan menghiasi kegagalan kita, tak perlu lagi kebimbangan
mewarnai langkah kita. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha dan berdoa,
gantikan galau negatif dengan galau positif. Jikalau dalam film 3 Idiot
kata-kata “All Is Well” menjadi penenang seseorang dalam posisi sulitnya maka
perasaan Galau Positif akan jadi penenang kita. Keep Positif thinking cause God
Always Listening Always Understanding.